RA.KARTINI berhasil menjadi inspirator pemikiran semua wanita indonesia untuk mandiri dan berbuat yang terbaik buat bangsanya. Walaupun beliau tidak pernah berjuang secara fisik melawan penjajah tetapi beliau dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Hal ini membuktikan kekuatan pemikiran lebih unggul dibandingkan hanya kekuatan fisik semata."Mohon maaf" banyak pejuang lokal/daerah laki2/wanita yang berkorban jiwa serta hartanya mengusir penjajah akan tetapi kita tidak mengenal beliau2 itu karna beliau tidak dikategorikan sebagai pahlawan nasional.
Pola perjuangan RA.KARTINI inilah yang mengilhami saya dan kawan2 ikut mengabdikan diri kepada bangsa dan negara, menjadi wanita mandiri walaupun dengan segala keterbatasan sebagai seorang wanita. Dulu RA.KARTINI melawan belanda hanya dengan goresan pena saja, dari goresan tangan beliau mampu membuat opini positif untuk bangsa kita sehingga dapat mendesak pemerintah hindia belanda untuk mengubah politik luar negerinya pada saat itu. Ini membuktikan lidah lebih tajam dari pada senjata.
Emansipasi wanita menurut saya tidak diartikan sebagai kekuatan fisik semata. Wanita ikut andil dalam pembangunan tidak harus secara fisik ada cara lain yang lebih ampuh dan sesuai dengan keterbatasan fisik seorang wanita. Hal ini dibuktikan oleh RA.KARTINI, beliau membangun kekuatan2 sosial yang mampu menandingi kekuatan militer penjajah.
Negara kita mengalami krisis multi dimensi sudah bertahun-tahun lamanya dan sampai saat ini belum berhasil menemukan obatnya. Para pakar ekonomi,politik,akademisi dll tidak kurang2 berusaha menyuarakan analisa2 pemikirannya tapi saat ini kita rakyat indonesia belum merasakan hasil yang dicapai. Rencana pemerintah menaikkan harga BBM menambah daftar panjang penderitaan rakyat kecil, kita sudah merdeka 53 tahun yang lalu tetapi rakyat belum merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Angka pengangguran semakin meningkat, harga kebutuhan pokok melambung tinggi, jumlah orang miskin semakin banyak, membuat lapangan usaha baru juga susah dst. problem kerumitan semakin panjang. Padahal salah satu unsur pertahanan dan keamanan negara adalah stabilitas ekonomi. Pemerintah kita gagal menolak tekanan ekonomi dari negara asing , pemerintah kita diambang kebangkrutan terbukti dengan banyak BUMN dijual , diperparah lagi dengan pola konsumtif rakyat kita
Pola perjuangan RA.KARTINI inilah yang mengilhami saya dan kawan2 ikut mengabdikan diri kepada bangsa dan negara, menjadi wanita mandiri walaupun dengan segala keterbatasan sebagai seorang wanita. Dulu RA.KARTINI melawan belanda hanya dengan goresan pena saja, dari goresan tangan beliau mampu membuat opini positif untuk bangsa kita sehingga dapat mendesak pemerintah hindia belanda untuk mengubah politik luar negerinya pada saat itu. Ini membuktikan lidah lebih tajam dari pada senjata.
Emansipasi wanita menurut saya tidak diartikan sebagai kekuatan fisik semata. Wanita ikut andil dalam pembangunan tidak harus secara fisik ada cara lain yang lebih ampuh dan sesuai dengan keterbatasan fisik seorang wanita. Hal ini dibuktikan oleh RA.KARTINI, beliau membangun kekuatan2 sosial yang mampu menandingi kekuatan militer penjajah.
Negara kita mengalami krisis multi dimensi sudah bertahun-tahun lamanya dan sampai saat ini belum berhasil menemukan obatnya. Para pakar ekonomi,politik,akademisi dll tidak kurang2 berusaha menyuarakan analisa2 pemikirannya tapi saat ini kita rakyat indonesia belum merasakan hasil yang dicapai. Rencana pemerintah menaikkan harga BBM menambah daftar panjang penderitaan rakyat kecil, kita sudah merdeka 53 tahun yang lalu tetapi rakyat belum merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Angka pengangguran semakin meningkat, harga kebutuhan pokok melambung tinggi, jumlah orang miskin semakin banyak, membuat lapangan usaha baru juga susah dst. problem kerumitan semakin panjang. Padahal salah satu unsur pertahanan dan keamanan negara adalah stabilitas ekonomi. Pemerintah kita gagal menolak tekanan ekonomi dari negara asing , pemerintah kita diambang kebangkrutan terbukti dengan banyak BUMN dijual , diperparah lagi dengan pola konsumtif rakyat kita